MACAM – MACAM BAHAN PENGAWET UNTUK
MAKANAN
Semua produk
makanan kecuali satu tumbuh di kebun dapur anda telah berpengawet makanan di
dalamnya. Setiap produsen menambahkan pengawet makanan ke makanan selama
pemrosesan. Tujuannya adalah untuk
menghindari pembusukan pada umumnya selama waktu transportasi.
Makanan sangat
penting untuk kelangsungan hidup, sehingga pengawetan makanan adalah salah satu
teknologi tertua yang digunakan oleh manusia untuk menghindari pembusukan nya. Cara
yang berbeda dan berarti telah ditemukan dan diperbaiki untuk tujuan tersebut. Mendidih,
pembekuan & pendinginan, pasteurisasi, dehidrasi, acar adalah sedikit tradisional.
Gula, garam mineral dan garam juga sering digunakan sebagai pengawet makanan. Radiasi
nuklir juga digunakan sekarang sebagai pengawet makanan. Teknik kemasan dimodifikasi
seperti kemasan vakum dan pengepakan hypobaric juga bekerja sebagai pengawet
makanan.
A. BAHAN
PENGAWET ALAMI
Jenis bahan yang bisa dijadikan sebagai
pengawet alami sangat beragam jenisnya antara lain
1. Garam
Garam yang kemudian dibuat larutan ,
dan dimasukkan ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan
aktivitas bakteri penyebab pembusukan, sehingga makanan tersebut jadi lebih
awet. Prosesnya biasa disebut dengan pengasinan (curing) atau penggaraman.
Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama
dibandingkan dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan selama beberapa
hari atau jam. Contohnya ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan
dapat tahan selama berminggu – minggu. Tentu saja prosedur pengawetan ini
memerlukan perhatian karena konsumsi garam secara berlebuhan bisa memicu
penyakit darah tinggi.
2.
Karagenan
Keragenan adalah bahan alami pembentuk
gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan
alternatif yang aman pengganti borax. Karagenan dihasilkan dari rumput laut
Euchema sp yang telah dibudidayakan di berbagai perairan Indonesia.
Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso membutuhkan 0,5 – 1,5 gram
karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran 0,5 – 1,5 gram karagenan dijual
dengan harga Rp750 sampai Rp900. Karagenan dalam industri sering dijadikan
bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan berbagai
produk makanan
3. Dengan Gula
Bagaimana cara gula mengawetkan buah-buahan, misalnya dalm
pembuatan selai dan manisan ? Kita tahu bahwa gula, entah bagaimana caranya,
dapat membasmi kuman atau bakteri, tetapi bagaimana cara kerjanya yang
sebenarnya ? Sebenarnya masih ada bahan lain yang dapat digunakan untuk
mengawetkan bahan makanan, yaitu garam. Tetap dapat anda bayangkan bagaimana
rasa selai yang diawetkan dengan garam bukan. Bahkan mengawetkan bahan makanan
dengan menggunakan garam dapat membuatnya bertahan lebih lama, seperti ikan
asin dan sebagainya. Walapun gula dan garam menjalankan tugasnya dengan baik
sekali dalam mebunuh atau melumpuhkan mikroorganisme sehingga makanan tidak
cepat basi, tetapi gula dan garam hanya berfungsi sebagai pengawet jika larutan
gula atau garam mempunyai kekepekatan yang tinggi atau sekitar 25%. Kebanyakan
bakteri atau jamur tidak mampu bertahan hidup pada larutan gula atau garam yang
pekat, tetapi bukan berarti mereka mati sama sekali karena terserang diabetes
atau darah tinggi.
Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat mengawetkan.
Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula pekat akan menjadi awet karena
mikroorganisme sukar hidup di dalamnya.
Selain
sebagai pemanis gula merah juga bersifat mengawetkan seperti halnya gula tebu.
Garam merupakan pengawet alami yang banyak dihasilkan dari
penguapan air laut. Ikan asin dapat bertahan hingga berbulan-bulan karena
pengaruh garam.
Kunyit, selain sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai pengawet.
Dengan penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi tidak cepat basi.
Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai
pengawet karena banyak mengandung asam benzoat. Selain itu, kayu manis juga
berfungsi sebagai pemanis dan pemberi aroma.
B. PENGAWEY SIMTETIS/BUATAN
Pengawet buatan ini ada
berbagai macam, antara lain:
1. Asam asetat
Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka.
Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika jumlahnya terlalu banyak akan
mengganggu selera karena bahan ini sama dengan sebagian isi dari air keringat
kita. Asam asetat sering dipakai sebagai pelengkap ketika makan acar, mi ayam,
bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan yang memakai
pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
2.
Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun
natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft
drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus,
selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini
.
3. Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium
bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan
menggunakan bahan ini.
4. Propil galat
Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau lemak
dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil galat
juga dapat digunakan sebagai antioksidan.
5. Propianat
Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam
propianat dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain menghambat
kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillus
mesentericus yang menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan
pengawetan produk roti dan keju biasanya menggunakan bahan ini.
6. Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit.
Bahan ini terutama sekali digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging,
dan juga daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti
kue kering. Perkembangan mikroba dapat dihambat dengan adanya nitrit ini. Misalnya,
pertumbuhan clostridia di
dalam daging yang dapat membusukkan daging.
7. SorbaT
Sorbat
yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau garam sorbat. Sorbat sering
digunakan dalam pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam
sorbat sangat efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi
cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan.
8. Asam Sitrat (citric acid)
Merupakan senyawa intermedier dari asam organik
yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam
air, spriritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika
dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai
menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas,
jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur
tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli,
dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan
sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.
sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.
Semua
pengawet yang telah diuraikan di atas merupakan pengawet yang diijinkan untuk
dipakai dan mendapatkan lisensi secara internasional oleh badan kesehatan dunia
(WHO) dengan kadar yang diijinkan. Meskipun demikian, entah karena tidak
mengerti atau sengaja, pada saat ini masih sering ditemukan produsen yang
menggunakan pengawet makanan yang telah dilarang oleh pemerintah. Pengawet yang
telah dilarang tetapi masih sering digunakan di antaranya adalah:
1) Boraks atau natrium
tetraborat, dengan rumus kimia Na2B4O7·10 H2O
adalah senyawa yang biasa digunakan sebagai bahan baku disinfektan, detergen,
cat, plastik, ataupun pembersih permukaan logam sehingga mudah disolder. Karena
boraks bersifat antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini sering digunakan untuk
pengawet kosmetik dan kayu. Banyak ditemukan kasus boraks yang disalahgunakan
untuk pengawetan bakso, sosis, krupuk gendar, mi basah, pisang molen, lemper,
siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Bagaimana sikapmu terhadap fenomena
semacam ini?
2) Formalin adalah nama
dagang untuk larutan yang mengandung 40 persen formaldehid (HCOH) dalam 60
persen air atau campuran air dan metanol (jenis alkohol bahan baku spiritus)
sebagai pelarutnya. Formalin sering disalahgunakan untuk mengawetkan mi, tahu
basah, bakso, dan ikan asin. Bacalah informasi di samping dan bagaimanakah
sikap yang harus kita ambil dengan adanya penyalahgunaan formalin ini.